Pergi...

Rabu, 04 November 2015


Hmm pagi ini aku merasa sedikit yaaah bisa dibilang kacau, antara pribadi dan kuliah semuanya bercampur menjadi satu tapi sayangnya ini tidak diberi gula merah sehingga tidak semanis es cendol.

Pagi ini ketika bangun tidur pukul 7.00 WIB aku mengecek hp, yup tak ada pesan ataupun notifikasi dari berbagai sosial media. Ketika membuka path hmm masih pagi begini sudah ada saja yang memamerkan kemesraan entah itu postingan tadi malam atau pagi ini. 

Kenapa mereka senang berbagi hal ini tanpa memikirkan aku, yaa aku seorang yang sedang sendirian alias jomblo hmmm.

Sambil memutar playlist di laptop ini membuatku semakin kacau dengan lagu lagu melow. Pagi ini aku langsung membuka laptop dan menulis sedikit cerita, yaah bisa dibilang sedikit ‘curhat’ kata bahasanya anak gaul.

Yaah kenapa orang memilih untuk pergi ketika dia sudah dekat atau ‘PDKT’ yah mungkin dia merasa dia belum pantas buat orang yang dia suka bisa dari materi atau dia punya orang yang dia suka. Yaap intinya seperti ‘cinta segitiga’ ketika kamu suka dengan dia tapi dia suka dengan orang lain.

Tapi kenapa tidak diperjuangkan? Atau paling tidak kamu maju saja masalah jalanmu itu salah itu urusan nanti, karena semua perjuangan tidak sebercanda itu mundur berarti kamu menyerah dan hanya memendam perasaan itu. Pergi bukan alasan yang tepat!!

Tapi kenapa kita harus maju? Berjuang? Kalau kita terlalu banyak berbuat untuk itu semua kita malah terlihat seperti ‘mengemis’ perasaan. Yaaah kalau kita tahu kita bakalan salah dan terus mencoba maka kita akan terlihat bodoh. Kita harus tahu juga apakah dia merespon perasaan kita atau hanya jadi tempat ‘curhatan’.

Pergi bukan alasan yang tepat, yup kata ini ada benarnya tetapi, ketika kita mencoba bertahan di kondisi yang salah apakah itu terlihat baik? Mengapa kita tidak pergi saja kita akan terlihat makin bodoh. Yaah ketika kita mencoba bertahan dan akhirnya kita jatuh dan sakit

Ketika kita tahu bahwa dia tidak pernah ‘suka’ atau merespon perasaan kita dan bahkan dia menceritakan orang lain yang menurutnya pantas buatnya, kita harus benar-benar pergi. 

Pergi bukan berarti melupakan dia seutuhnya tetapi, hanya melupakan semua perasaan yang dulu pernah ada buatnya.

Kita tidak bisa memaksakan perasaan kita karena sesuatu yang dipaksakan itu tidak pernah baik. Karena memaksakan perasaan seperti memaksa masuk kedalam dufan tapi wahananya tutup, walaupun kita sudah berada didalam kita tetap merasa sepi karena tak ada hal yang menarik untuk dilihat dan dinikmatin.


Ingatlah jangan terlalu banyak berharap kepada orang, berharap boleh tetapi jangan berlebihan nanti akan membuat jatuh yang sakitnya tidak melukai tapi sakit, tidak terlihat tapi terasa. Pergi lah coba cari hal baru suasana yang baru jangan terus terjebak.
read more